Mau Dapet 500 juta sehari???Klik disini!!!!

Misteri sang waktu

Sebuah kisah menarik yang sering luput dari kajian kita, akan saya coba hantarkan. Untuk Melanjutkan kembali kajian terdahulu, memasuki pemahaman mengenai sang WAKTU , dimana dahulu telah diulas dalam tulisan yang mengawali dalam  tajuk Membaca Sunatulloh.
                         "Berkata Sulaiman : "Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri. "Berkata ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :"Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitab : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. "Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, Ia-pun berkata :" Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia." 
(QS di surat Al-Naml, 38 s/d 40 ).
Kisah ini sering diceritakan para orang tua kita dahulu, untuk menidurkan kita saat kecil dahulu.  Pertanyaannya; Bagaimana seorang ahli kitab mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis hanya dalam setengah kedipan mata saja.?. Mungkinkah klenik..?. Mana mungkin bahkan Jin yang paling sakti pun tidak mampu melakukan itu.  Ilmu apa yang dipelajari dari Al-Kitab tersebut, kitab apakah itu..?. Sehingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa..?. Apakah kita orang Islam jaman sekarang ini, dapat  mempelajari dan memiliki kemampuan  yang sama ?.  Bukankah Al qur’an senantiasa up to date, apa yang diceritakan adalah suatu kebenaran adanya, dan dapat dibuktikan kebenarannya..?.  Maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, jika umat Islam dia jaman ini ada yang sanggup melakukan hal yang sama..?. Bagaimana menjelaskannya..?. Marilah kita coba membuka cakrawala diri kita.

Sebuah rumus fisika dasar saya cuplikan untuk memudahkan dalam memahami, mengapa singgasana Ratu Billqis dapat dipindahkan sedemikian mudahnya oleh orang dalam kisah tersebut. Misalnya kita umpamakan, jarak dari tempat Nabi Sulaiman ke Istana Ratu Balqis adalah ( S ), dan kecepatan orang tersebut rata-rata adalah ( v ), serta waktu yang di tempuhnya pulang pergi adalah ( t ), maka kita dapatkan sebuah rumus persamaan S = v. t .  Atau dengan persamaan lainnya  t = S/v .
Waktu tempuh adalah jarak tempuh dari  suatu   benda dibagi dengan kecepatannya. Jika orang tersebut menginginkan waktu tempuhnya (t) mendekati nol maka dia harus bergerak dengan kecepatan tak berhingga. Sehingga jarak di bagi kecepatan tak berhingga akan menghasilkan (t) yang mendekati nol. Atau bisa juga  orang tersebut mendekatkan jarak benda tersebut sehingga mendekati nol maka kecepatan tidak akan berpengaruh terhadap sang waktu.
Saya contohkan, apabila waktu yang diinginkan adalah 1 detik sedangkan jaraknya adalah 100 km maka untuk memenuhi waktu 1 detik kita membutuhkan kecepatan 100 km/dtk. Atau bisa juga untuk mendapatkan waktu 1 detik maka jarak kita dekatkan menjadi 1 satuan dan kecepatan juga 1 satuan. Nah yang menjadi pertanyaan susulan, teori manakah yang digunakan oleh orang tersebut untuk memindahkan singgasana tersebut. Apakah memendekkan jarak ?. Atau memacu kecepatan mendekati tak berhingga ?. Atau tidak ke dua-duanya namun orang tersebut malah mungkin melakukannya dengan menghentikan sang Waktu sehingga mendekati nol. Jika waktu adalah nol maka tidak ada jarak di dunia ini, karena dari persamaan tadi dapat kita lihat bahwa jika waktu adalah nol berapapun besar jarak (lintasan) atau berapapun besarnya kecepatan suatu benda tidak akan mempengaruhi SANG WAKTU sebab waktu telah dibuat  NOL. Angka nol di bagi atau di kali dengan bilangan berapapun akan tetap NOL. Luar biasa bukan..?.
Maka bukan tidak mungkin siapapun yang mengenal SANG WAKTU yang mampu memahami kaidah waktu akan memiliki kemampuan yang sama dengan orang yang dikisahkan Al qur’an tersebut. Menjadi orang sakti..?. Inilah yang dilakukan orang-orang terdahulu. Mereka mencoba memahami sang Waktu, mengenali, memaknai sang Waktu dengan demikian jarak tidak menjadi halangan lagi bagi dirinya. Namun ada juga sebagian orang yang berpendapat bahwa orang tersebut melakukannya, dengan memacu kecepatannya mendekati tak berhingga. Pertanyaannya bagaimana caranya..?. Mampukah orang menggetarkan tubuhnya yang berupa materi menjadi anti materi dan meleset secepat cahaya. Sedangkan Jin saja tidak mampu melakukan itu. Teori ini masih banyak diperdebatkan dan sulit mencari rujukannya di dalam nash Al qur’'n ataupun hadist. Maka saya lebih menyukai melakukan pendekatan dengan teori waktu. Sang WAKTU yang  menjadi NOL relative terhadap orang tersebut. Maka marilah kita masuki kajian ini, siapa tahu nanti anda akan berminat mempelajari sehingga anda akan  mampu  melakukan sebagaimana yang dilakukan orang yang dikisahkan tersebut. Wallohualam.  Inilah kajian MISTERI SANG WAKTU dalam tajuk Membaca Sunatulloh kami hantarkan.
Arti Waktu
Berbicara tentang waktu, banyak sekali persepsi yang timbul. Ada yang biasa saja sebagaimana hitungan alphabet saja ;  detik yang berganti menit. menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, kemudian lewat begitu saja, berulang lagi, tahun berganti tahun, ber ulang lagi biasa saja tanpa ada makna. Kemudian mati. Manusia menunggu matinya, itulah arti waktu bagi manusia tersebut.
Seorang Chairil Anwar penyair,  memaknai waktu sebagaimana puisinya ;
AKU. Kalau sampai waktuku.'Ku mau tak seorang kan merayu. Tidak juga kau . Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku. Aku tetap meradang menerjang. Luka dan bisa kubawa berlari. Berlari. Hingga hilang pedih peri .Dan aku akan lebih tidak perduli .Aku mau hidup seribu tahun lagi. (Chairil Anwar, Maret 1943).
Kemudian bagaimana Al qur’an memaknai waktu, sebagaimana kita lihat dalam surah Al-ashr ;
"Demi massa . Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal sholih dan saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam (menetapi) kesabaran." (QS , Al-Ashr : 1-3 ]
Bagaimana manusia sekarang, manusia modern memaknai waktu. Waktu bagi manusia terkini sebagaimana motto hidup mereka  "WAKTU ADALAH UANG". Dan  umat Islam pun meng-amini nya. Ho-oh saja, bila dikatakan waktu adalah uang. Maka tak aneh jika di dalam otak manusia sekarang tak terkecuali umat Islam hanya uang dan uang saja. Sungguh Allah amat marah dengan perlakuan sebagian manusia ini terhadap waktu. Waktu disamakannya dengan uang.  Mereka telah menghina sang Waktu.
Allah berfirman ; Anak adam telah menghinakan waktu "AKU-lah Waktu, Di tangan-KU kugenggam sesuatu. Aku membuat perubahan malam dan siang" (HR. Bukhari . no. 4826)
  Menjadi pertanyaan tersendiri bagi kita sekarang, begitu pedulinya Allah terhadap waktu, bahkan Allah mengatakan kepada diri-Nya bahwa Dia adalah sang Waktu. Kalau begitu, beranikah kita sekarang bermain-maian dan menghinakan sang Waktu ?.  Apakah waktu kemudian hanya sekedar kilasan detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun saja. Selewatnya tak mebekas apa-apa bagi kita manusia..?. Betapa sulitnya menggerakkan sang Waktu, betapakah manusia tak menyadari hal ini..?. 
Terjadinya Waktu
Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Tuhan memang sengaja menjadikan matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.
Kita diajarkan untuk bagaimana menghitung waktu. Perhitungan  waktu berdasarkan tanda-tanda bulan. Peredaran bulan dan matahari menjadi dasar sebuah perhitungan waktu itu sendiri.  Namun hakekatnya mengapa ada waktu dan bagaimana  terciptanya sang waktu, menjadi sebuah misteri tersendiri.
Dalam persamaan diatas kita dapati bahwa waktu di dapat dari persamaan jarak di bagi kecepatan. Istilah Jarak biasanya digunakan untuk benda yang bergerak sesuai dengan garis lurus. Untuk benda bergerak melingkar biasanya digunakan istilah  lintasan. Lintasan sering juga digunakan untuk menerangkan suatu atom yang bergetar dari titik  A-ke B- dan kembali ke A lagi. Maka untuk lebih memahami terjadinya waktu kita lakukan dengan beberapa contoh di bawah ini:
Contoh 1 : Bila A berada dalam bus A dan  B berada di dalam bus B  yang tepat berada di sebelah nya maka apabila bus B bergerak, kita merasakan seakan-akan bus kitalah (A) yang bergerak. Maka dikatakan bahwa A bergerak relative terhadap B.
Contoh 2 : Bila A dan bus A bergerak melingkar ber sumbu pada porosnya sementara B dengan bus B nya bergerak melingkar memutari bus A bersama  A di dalamnya. Maka A dan B bergerak relative satu sama lainnya.
Contoh 3 : Jika A dengan bus A nya diam dan B bersama bus B nya bergerak dengan kecepatan 100 km/jam menempuh lintasan 100 km hingga kembali ke tempat semula. Maka waktu yang di tempuh dalam satu lintasan adalah t = 100/100 = 1 jam.  Maka dapa t dikatakan bahwa :
·        Bahwa A telah diam di situ selama 1 jam relative terhadap B. Karena B di jadikan acuan dalam perhitungan waktunya.
·        Bahwa B telah bergerak selama 1 jam relative terhadap A.  Karena B menggunakan A sebagai acuan dalam perhitungan waktunya.
·        Bahwa A dan B bersama-sama menciptakan waktu 1 jam, saling relative.  Karena jikalau tidak saling mengamati maka tidak akan tercipta waktu.
Contoh 4  : Bila A dengan bus A nya diam dan B dengan bus B nya diam, berada di sebuah ruangan luas yang tertutup tidak ada satupun benda bergerak di dalamnya. Maka kecepatan bus dan jarak tempuh menjadi NOL akibatnya waktu pun menjadi NOL pula. Maka dikatakan bahwa :
·        Waktu menjadi ada jika kedua buah benda bergerak, atau salah satu bergerak, namun jika kedua-duanya diam maka waktu menjadi NOL.
·        Waktu tersebut menjadi ada ketika ada A atau B yang mampu mengamati bergerakan benda-benda tersebut, relative satu sama lainnya. Jika tidak ada pengamat di dalam benda tersebut maka waktu pun menjadi tidak ada.
Nah pemahaman sederhana inilah yang akan saya gunakan untuk menjelaskan, bagaimana waktu bisa tercipta. Perhatikan bahwa dalam memahami sang Waktu ada beberapa pemahaman :
·        Jarak : Bisa berupa lintasan atau getaran dari suatu benda.
·        Kecepatan : Waktu yang digunakan untuk menempuh jarak/lintasan/getaran dalam satuan waktu.
·        Pengamat : Adalah entitas yang menyadari adanya gerakan. Sehingga mampu menyadari adanya ‘ruang’ yang ditinggalkan suatu benda untuk bergerak dari titik A ke B dan kembali ke A lagi.
Dalam contoh sederhana diatas dapat kita simpulkan  sementara bahwa waktu tercipta jika dan hanya jika ada dua buah benda dimana salah satunya atau dua-duanya dalam keadaan bergerak. Dimana keduanya kemudian saling mengamati. Kemudian hasil pengamatan selanjutnya juga akan dipengaruhi oleh posisi sang pengamat itu sendiri, yang akan menjadi penjelasan tersendiri. Yaitu apakah benda (pengamat) dalam keadaan diam atau bergerak, sedang mengamati benda bergerak atau tidak bergerak, artinya relative terhadap benda lainnya. Inilah kemudian dikatakan bahwa waktu adalah relative bagi pengamat A terhadap pengamat B, dan juga sebaliknya. Bagi pengamat yang bergerak tentunya akan berbeda hasil pengamatannya , jika dia mengmati benda yang tidak bergerak. Begitu juga bagi pengamat yang bergerak akan mendapatkan hasil yang berbeda jika mengamati benda yang sama-sama bergerak. Nah, marilah pemahaman yang sederhana ini kita gunakan untuk mengamati alam semesta ini.
Tujuh Bentangan Langit
Sering kita tidak menyadari bahwa seluruh alam semesta ini ternyata bergerak relative satu sama lainnya. Setiap benda bergerak relative terhadap benda pasangannya saling menciptakan waktu. Bulan bergerak relative terhadap Bumi. Bumi dan Bulan bergerak relative mengelilingi Matahari. Apakah implikasinya bergerakan ini. Bagi pengamatan di Bumi, akan menciptakan waktu, sebab Bulan dapat dijadikan acuan dalam perhitungan waktu. Coba kita terapkan rumus sederhana tadi t = S/v  ; ada jarak dari Bumi ke Bulan, ada kecepatan perputaran Bulan mengelilingi Bumi, maka tentunya akan di dapatkan sang Waktu. Disamping itu, ketika kita di Bumi menjadi pengamatan pergerakan Bulan. Tentunya akan menciptakan waktu relative lagi bagi keduanya, apalagi  ketika Bumi dan Bulan bersama-sama mengelilingi Matahari. Sistem ini terus berkelanjutan, dari system Tata Surya, ke system galaksi. Dari system galaksi ke system Bentangan Langit. Bentangan Langit terluar akan berputar relative terhadap bentangan di bawah nya. Mirip dengan lintasan elektron pada suatu atom. Terus saling relative antar Bentangan Langit. Dari Bentangan langit ke 7 ke enam ke lima ke empat  ke tiga ke dua ke satu dan ke semua Bentangan langit memutar melingkari  Arsy. Dan mereka para malaikat HAMALATUL 'ARSY senantiasa ber tasbih memuji Tuhannya. Kesemuanya saling bergerak, bergetar, bertasbih satu sama lainnya menciptakan sebuah ruang yang diberikan nama WAKTU.
Dengan sedikit mempelajari atom dan lintasan elektron di dalamnya, mungkin akan sedikit membantu menjelaskan. Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron akan tetap dalam kondisi stationernya berada dalam lintasannya. Namun Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang. Setiap electron bergerak relative terhadap electron dalam lintasan yang lebih rendah. Seluruh lintasan elektron akan bergerak relativer terhadap inti atomnya. Inti atom ternyata juga bergetar relative terhadap sesuatu yang kosong (anti materi). Demikianlah semua saling relative satu sama lainnya. Diantara itu terciptalah WAKTU.
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al Israa:44).
Kita sering tidak menyadari bahwasanya tasbih adalah sebuah getaran juga, tasbih akan menciptakan getaran. Getaran dalam teori partikel adalah sebuah lintasan. Sebuah partikel yang melintas dalam lintasannya akan menciptakan WAKTU. Maka menjadi jelas bagi kita mengapa langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Karena dengan bertasbih mereka akan senantiasa mempertahankan sang waktu relative terhadap Allah. Mengapa relative karena disini Allah lah yang akan bertindak sebagai pengamat seluruh alam semesta ini. Sehingga bagi manusia yang tidak ber tasbih maka manusia itu tidak memberikan konstribusi apapun terhadap WAKTU.
"(Artinya) Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu." [QS. Ar-Ra'du: 2]
Semua diatur dalam suatu rangkaian pengaturan yang maha sempurna, setiap benda saling relative menciptakan waktu antara satu sama lainnya. Kemudian seluruh alam semesta bergetar, bertasbih relative terhadap Arsy. Dan kemudian kesemuanya itu, bergetar bertasbih  terhadap Allah. Maka menjadi jelaslah bahwa kemudian bila Allah menyatakan diri-NYA sendiri sebagai "AKU-lah Waktu, Di tangan-KU kugenggam sesuatu. Aku membuat perubahan malam dan siang" (HR. Bukhari . no.. 4826)
Menuju Sang Waktu
Kita akhirnya mengenal apakah waktu itu, Allah adalah sang Waktu. Maka ketika orang yang mendapat ilmu dari Al-Kitab, mendapatkan pemahaman tentang hal itu, dan kemudian dia mampu mendekat kepada Allah pemilik Waktu, maka sang waktu atas ijin-NYA menjadi NOL relative terhadap diri orang dalam kisah tersebut. Maka  dengan mudah saja singgsana itu pindah dalam sepersekian detik. Bagaimana bisa begitu..?. Baiklah mari sedikit kita amati ketubuhan dalam diri kita. Siapakah hakekatnya AKU dalam diri kita dan mengapa mampu memindah singgsana tersebut.
Seperti kita sudah bahas di tulisan terdahulu hakektanya kita terdiri dari atom-atom yang berangkai. Atom-atom harus bergetar relative terhadap sesuatu untuk menciptakan lintasan waktunya. Atom-atom tersebut memiliki lintasan yang sudah tertentu sesuai dengan umur manusia. Umur manusia adalah lintasan itu sendiri. Maka atom harus bergetar agar tetap menciptakan waktu (umur), relativer terhadap AKU sang pengamat dalam diri manusia maka AKU adalah DIAM diatas gerakan sang ATOM yang senantiasa berkreasi merangkai tubuh. Dibiarkannya sang RAGA itu berkreasi, karena hakekatnya RAGA adalah kreasi sang atom, kreasi TUHAN. Maka tidak ada realitas lagi yang ada adalah kehendak ALLAH. Nampak dalam pandangannya, hanya ALLAH yang nyata. Allah yang berkreasi atas atom-atom yang menyusun RAGA. Menciptakan WAKTU.  Kesadaran kita, menembus alam malakut, menembus tirai realitas, yang menghijab akal manusia, yang menghijab atas materi dan  penyusun dirinya.
Raga hanyalah tempat. Dimana sang AKU diberikan kesempatan..menyaksikan kreasi sang atom-atom dalam tubuh kita..sintesa..biosintesa..dan apalah lagi nama lainnya. Bisa apa saja...semua..maka apakah tidak berbeda antara orang yang tahu dan orang yang tidak tahu..?. Sebuah lintasan sang waktu harus kita lewati, kita harus membentuk suatu fungsi perilaku agar menghasilkan akhlak yang BERTAKWA. Kemudian setelahnya kita harus kembali. Ke alam dimana semua itu tidak ada.  Namun selama kita di dunia, selama itu kita tetap dalam jebakan RAGA. Dalam jebakan materi dan sifatnya. Sungguh sulit manusia mampu lepas dari ini. Dualitas alam materi dan anti materi. Dualitas ada dan tiada. Dualitas sedih dan gembira. Dualitas siang dan malam. Dualitas yang senantiasa berpasangan. Kenapa kita tidak BERSERAH saja. Melepaskan semua ego kita.. Terus..perlahan..ikhlas dan pasrah. Pasrah dan ikhlas. Memahami kehendak-NYA, kehendak yang berada dalam atom-atom di dalam tubuh kita. Menyadari semua atom membentuk lintasan waktu. Takdir hidup mati kita. Dekatilah waktu dengan menciptakan tasbih. AKU yang bertasbih. Getarkanlah alam semesta dengan tasbih sang AKU. Jadikanlah AKU turut serta memberikan kontribusi kepada waktu alam semesta. Dengan tasbih..tasbihlah..karena dengan tasbih kita telah mencipatkan waktu..
Kita hadapkan terus..
Kita dekatkan..
Hingga tidak ada jarak lagi antara AKU dan sang Waktu..
Kembalikan Aku kepada pemilik Waktu..
Maka Aku  tidak terbatas ruang dan waktu lagi..
Maka bila waktu menjadi NOL kita mampu melangkah kemanapun yang kita sukai, dengan sekedipan mata, dengan ijin pemilik waktu 'ALLAH'.

Wallohualam..


Best regards,

0 komentar:


Silakan Bekomentar.!!!


Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, semakin cinta Search Engine terhadap blog anda
:dog:
:hammer:
:sunyi:
:love: :tawa1: :tawa2: :loveindo: :ngakak: :bata:
:boom: :ngacir: :baby: :maho: :repost: :rokok:

Posting Komentar