Mau Dapet 500 juta sehari???Klik disini!!!!

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :


Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.
Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggung jawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.


Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.

Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.

Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.


Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan
Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu' mungkin membaca doa, yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Rasulullah, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

Best regards,
Yudistiraby
tel.:
fax:
your@email.com
http://www.yoursite.com

Misteri sang waktu

Sebuah kisah menarik yang sering luput dari kajian kita, akan saya coba hantarkan. Untuk Melanjutkan kembali kajian terdahulu, memasuki pemahaman mengenai sang WAKTU , dimana dahulu telah diulas dalam tulisan yang mengawali dalam  tajuk Membaca Sunatulloh.
                         "Berkata Sulaiman : "Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri. "Berkata ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :"Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitab : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. "Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, Ia-pun berkata :" Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia." 
(QS di surat Al-Naml, 38 s/d 40 ).
Kisah ini sering diceritakan para orang tua kita dahulu, untuk menidurkan kita saat kecil dahulu.  Pertanyaannya; Bagaimana seorang ahli kitab mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis hanya dalam setengah kedipan mata saja.?. Mungkinkah klenik..?. Mana mungkin bahkan Jin yang paling sakti pun tidak mampu melakukan itu.  Ilmu apa yang dipelajari dari Al-Kitab tersebut, kitab apakah itu..?. Sehingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa..?. Apakah kita orang Islam jaman sekarang ini, dapat  mempelajari dan memiliki kemampuan  yang sama ?.  Bukankah Al qur’an senantiasa up to date, apa yang diceritakan adalah suatu kebenaran adanya, dan dapat dibuktikan kebenarannya..?.  Maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, jika umat Islam dia jaman ini ada yang sanggup melakukan hal yang sama..?. Bagaimana menjelaskannya..?. Marilah kita coba membuka cakrawala diri kita.

Sebuah rumus fisika dasar saya cuplikan untuk memudahkan dalam memahami, mengapa singgasana Ratu Billqis dapat dipindahkan sedemikian mudahnya oleh orang dalam kisah tersebut. Misalnya kita umpamakan, jarak dari tempat Nabi Sulaiman ke Istana Ratu Balqis adalah ( S ), dan kecepatan orang tersebut rata-rata adalah ( v ), serta waktu yang di tempuhnya pulang pergi adalah ( t ), maka kita dapatkan sebuah rumus persamaan S = v. t .  Atau dengan persamaan lainnya  t = S/v .
Waktu tempuh adalah jarak tempuh dari  suatu   benda dibagi dengan kecepatannya. Jika orang tersebut menginginkan waktu tempuhnya (t) mendekati nol maka dia harus bergerak dengan kecepatan tak berhingga. Sehingga jarak di bagi kecepatan tak berhingga akan menghasilkan (t) yang mendekati nol. Atau bisa juga  orang tersebut mendekatkan jarak benda tersebut sehingga mendekati nol maka kecepatan tidak akan berpengaruh terhadap sang waktu.
Saya contohkan, apabila waktu yang diinginkan adalah 1 detik sedangkan jaraknya adalah 100 km maka untuk memenuhi waktu 1 detik kita membutuhkan kecepatan 100 km/dtk. Atau bisa juga untuk mendapatkan waktu 1 detik maka jarak kita dekatkan menjadi 1 satuan dan kecepatan juga 1 satuan. Nah yang menjadi pertanyaan susulan, teori manakah yang digunakan oleh orang tersebut untuk memindahkan singgasana tersebut. Apakah memendekkan jarak ?. Atau memacu kecepatan mendekati tak berhingga ?. Atau tidak ke dua-duanya namun orang tersebut malah mungkin melakukannya dengan menghentikan sang Waktu sehingga mendekati nol. Jika waktu adalah nol maka tidak ada jarak di dunia ini, karena dari persamaan tadi dapat kita lihat bahwa jika waktu adalah nol berapapun besar jarak (lintasan) atau berapapun besarnya kecepatan suatu benda tidak akan mempengaruhi SANG WAKTU sebab waktu telah dibuat  NOL. Angka nol di bagi atau di kali dengan bilangan berapapun akan tetap NOL. Luar biasa bukan..?.
Maka bukan tidak mungkin siapapun yang mengenal SANG WAKTU yang mampu memahami kaidah waktu akan memiliki kemampuan yang sama dengan orang yang dikisahkan Al qur’an tersebut. Menjadi orang sakti..?. Inilah yang dilakukan orang-orang terdahulu. Mereka mencoba memahami sang Waktu, mengenali, memaknai sang Waktu dengan demikian jarak tidak menjadi halangan lagi bagi dirinya. Namun ada juga sebagian orang yang berpendapat bahwa orang tersebut melakukannya, dengan memacu kecepatannya mendekati tak berhingga. Pertanyaannya bagaimana caranya..?. Mampukah orang menggetarkan tubuhnya yang berupa materi menjadi anti materi dan meleset secepat cahaya. Sedangkan Jin saja tidak mampu melakukan itu. Teori ini masih banyak diperdebatkan dan sulit mencari rujukannya di dalam nash Al qur’'n ataupun hadist. Maka saya lebih menyukai melakukan pendekatan dengan teori waktu. Sang WAKTU yang  menjadi NOL relative terhadap orang tersebut. Maka marilah kita masuki kajian ini, siapa tahu nanti anda akan berminat mempelajari sehingga anda akan  mampu  melakukan sebagaimana yang dilakukan orang yang dikisahkan tersebut. Wallohualam.  Inilah kajian MISTERI SANG WAKTU dalam tajuk Membaca Sunatulloh kami hantarkan.
Arti Waktu
Berbicara tentang waktu, banyak sekali persepsi yang timbul. Ada yang biasa saja sebagaimana hitungan alphabet saja ;  detik yang berganti menit. menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, kemudian lewat begitu saja, berulang lagi, tahun berganti tahun, ber ulang lagi biasa saja tanpa ada makna. Kemudian mati. Manusia menunggu matinya, itulah arti waktu bagi manusia tersebut.
Seorang Chairil Anwar penyair,  memaknai waktu sebagaimana puisinya ;
AKU. Kalau sampai waktuku.'Ku mau tak seorang kan merayu. Tidak juga kau . Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku. Aku tetap meradang menerjang. Luka dan bisa kubawa berlari. Berlari. Hingga hilang pedih peri .Dan aku akan lebih tidak perduli .Aku mau hidup seribu tahun lagi. (Chairil Anwar, Maret 1943).
Kemudian bagaimana Al qur’an memaknai waktu, sebagaimana kita lihat dalam surah Al-ashr ;
"Demi massa . Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal sholih dan saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam (menetapi) kesabaran." (QS , Al-Ashr : 1-3 ]
Bagaimana manusia sekarang, manusia modern memaknai waktu. Waktu bagi manusia terkini sebagaimana motto hidup mereka  "WAKTU ADALAH UANG". Dan  umat Islam pun meng-amini nya. Ho-oh saja, bila dikatakan waktu adalah uang. Maka tak aneh jika di dalam otak manusia sekarang tak terkecuali umat Islam hanya uang dan uang saja. Sungguh Allah amat marah dengan perlakuan sebagian manusia ini terhadap waktu. Waktu disamakannya dengan uang.  Mereka telah menghina sang Waktu.
Allah berfirman ; Anak adam telah menghinakan waktu "AKU-lah Waktu, Di tangan-KU kugenggam sesuatu. Aku membuat perubahan malam dan siang" (HR. Bukhari . no. 4826)
  Menjadi pertanyaan tersendiri bagi kita sekarang, begitu pedulinya Allah terhadap waktu, bahkan Allah mengatakan kepada diri-Nya bahwa Dia adalah sang Waktu. Kalau begitu, beranikah kita sekarang bermain-maian dan menghinakan sang Waktu ?.  Apakah waktu kemudian hanya sekedar kilasan detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun saja. Selewatnya tak mebekas apa-apa bagi kita manusia..?. Betapa sulitnya menggerakkan sang Waktu, betapakah manusia tak menyadari hal ini..?. 
Terjadinya Waktu
Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Tuhan memang sengaja menjadikan matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.
Kita diajarkan untuk bagaimana menghitung waktu. Perhitungan  waktu berdasarkan tanda-tanda bulan. Peredaran bulan dan matahari menjadi dasar sebuah perhitungan waktu itu sendiri.  Namun hakekatnya mengapa ada waktu dan bagaimana  terciptanya sang waktu, menjadi sebuah misteri tersendiri.
Dalam persamaan diatas kita dapati bahwa waktu di dapat dari persamaan jarak di bagi kecepatan. Istilah Jarak biasanya digunakan untuk benda yang bergerak sesuai dengan garis lurus. Untuk benda bergerak melingkar biasanya digunakan istilah  lintasan. Lintasan sering juga digunakan untuk menerangkan suatu atom yang bergetar dari titik  A-ke B- dan kembali ke A lagi. Maka untuk lebih memahami terjadinya waktu kita lakukan dengan beberapa contoh di bawah ini:
Contoh 1 : Bila A berada dalam bus A dan  B berada di dalam bus B  yang tepat berada di sebelah nya maka apabila bus B bergerak, kita merasakan seakan-akan bus kitalah (A) yang bergerak. Maka dikatakan bahwa A bergerak relative terhadap B.
Contoh 2 : Bila A dan bus A bergerak melingkar ber sumbu pada porosnya sementara B dengan bus B nya bergerak melingkar memutari bus A bersama  A di dalamnya. Maka A dan B bergerak relative satu sama lainnya.
Contoh 3 : Jika A dengan bus A nya diam dan B bersama bus B nya bergerak dengan kecepatan 100 km/jam menempuh lintasan 100 km hingga kembali ke tempat semula. Maka waktu yang di tempuh dalam satu lintasan adalah t = 100/100 = 1 jam.  Maka dapa t dikatakan bahwa :
·        Bahwa A telah diam di situ selama 1 jam relative terhadap B. Karena B di jadikan acuan dalam perhitungan waktunya.
·        Bahwa B telah bergerak selama 1 jam relative terhadap A.  Karena B menggunakan A sebagai acuan dalam perhitungan waktunya.
·        Bahwa A dan B bersama-sama menciptakan waktu 1 jam, saling relative.  Karena jikalau tidak saling mengamati maka tidak akan tercipta waktu.
Contoh 4  : Bila A dengan bus A nya diam dan B dengan bus B nya diam, berada di sebuah ruangan luas yang tertutup tidak ada satupun benda bergerak di dalamnya. Maka kecepatan bus dan jarak tempuh menjadi NOL akibatnya waktu pun menjadi NOL pula. Maka dikatakan bahwa :
·        Waktu menjadi ada jika kedua buah benda bergerak, atau salah satu bergerak, namun jika kedua-duanya diam maka waktu menjadi NOL.
·        Waktu tersebut menjadi ada ketika ada A atau B yang mampu mengamati bergerakan benda-benda tersebut, relative satu sama lainnya. Jika tidak ada pengamat di dalam benda tersebut maka waktu pun menjadi tidak ada.
Nah pemahaman sederhana inilah yang akan saya gunakan untuk menjelaskan, bagaimana waktu bisa tercipta. Perhatikan bahwa dalam memahami sang Waktu ada beberapa pemahaman :
·        Jarak : Bisa berupa lintasan atau getaran dari suatu benda.
·        Kecepatan : Waktu yang digunakan untuk menempuh jarak/lintasan/getaran dalam satuan waktu.
·        Pengamat : Adalah entitas yang menyadari adanya gerakan. Sehingga mampu menyadari adanya ‘ruang’ yang ditinggalkan suatu benda untuk bergerak dari titik A ke B dan kembali ke A lagi.
Dalam contoh sederhana diatas dapat kita simpulkan  sementara bahwa waktu tercipta jika dan hanya jika ada dua buah benda dimana salah satunya atau dua-duanya dalam keadaan bergerak. Dimana keduanya kemudian saling mengamati. Kemudian hasil pengamatan selanjutnya juga akan dipengaruhi oleh posisi sang pengamat itu sendiri, yang akan menjadi penjelasan tersendiri. Yaitu apakah benda (pengamat) dalam keadaan diam atau bergerak, sedang mengamati benda bergerak atau tidak bergerak, artinya relative terhadap benda lainnya. Inilah kemudian dikatakan bahwa waktu adalah relative bagi pengamat A terhadap pengamat B, dan juga sebaliknya. Bagi pengamat yang bergerak tentunya akan berbeda hasil pengamatannya , jika dia mengmati benda yang tidak bergerak. Begitu juga bagi pengamat yang bergerak akan mendapatkan hasil yang berbeda jika mengamati benda yang sama-sama bergerak. Nah, marilah pemahaman yang sederhana ini kita gunakan untuk mengamati alam semesta ini.
Tujuh Bentangan Langit
Sering kita tidak menyadari bahwa seluruh alam semesta ini ternyata bergerak relative satu sama lainnya. Setiap benda bergerak relative terhadap benda pasangannya saling menciptakan waktu. Bulan bergerak relative terhadap Bumi. Bumi dan Bulan bergerak relative mengelilingi Matahari. Apakah implikasinya bergerakan ini. Bagi pengamatan di Bumi, akan menciptakan waktu, sebab Bulan dapat dijadikan acuan dalam perhitungan waktu. Coba kita terapkan rumus sederhana tadi t = S/v  ; ada jarak dari Bumi ke Bulan, ada kecepatan perputaran Bulan mengelilingi Bumi, maka tentunya akan di dapatkan sang Waktu. Disamping itu, ketika kita di Bumi menjadi pengamatan pergerakan Bulan. Tentunya akan menciptakan waktu relative lagi bagi keduanya, apalagi  ketika Bumi dan Bulan bersama-sama mengelilingi Matahari. Sistem ini terus berkelanjutan, dari system Tata Surya, ke system galaksi. Dari system galaksi ke system Bentangan Langit. Bentangan Langit terluar akan berputar relative terhadap bentangan di bawah nya. Mirip dengan lintasan elektron pada suatu atom. Terus saling relative antar Bentangan Langit. Dari Bentangan langit ke 7 ke enam ke lima ke empat  ke tiga ke dua ke satu dan ke semua Bentangan langit memutar melingkari  Arsy. Dan mereka para malaikat HAMALATUL 'ARSY senantiasa ber tasbih memuji Tuhannya. Kesemuanya saling bergerak, bergetar, bertasbih satu sama lainnya menciptakan sebuah ruang yang diberikan nama WAKTU.
Dengan sedikit mempelajari atom dan lintasan elektron di dalamnya, mungkin akan sedikit membantu menjelaskan. Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron akan tetap dalam kondisi stationernya berada dalam lintasannya. Namun Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang. Setiap electron bergerak relative terhadap electron dalam lintasan yang lebih rendah. Seluruh lintasan elektron akan bergerak relativer terhadap inti atomnya. Inti atom ternyata juga bergetar relative terhadap sesuatu yang kosong (anti materi). Demikianlah semua saling relative satu sama lainnya. Diantara itu terciptalah WAKTU.
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al Israa:44).
Kita sering tidak menyadari bahwasanya tasbih adalah sebuah getaran juga, tasbih akan menciptakan getaran. Getaran dalam teori partikel adalah sebuah lintasan. Sebuah partikel yang melintas dalam lintasannya akan menciptakan WAKTU. Maka menjadi jelas bagi kita mengapa langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Karena dengan bertasbih mereka akan senantiasa mempertahankan sang waktu relative terhadap Allah. Mengapa relative karena disini Allah lah yang akan bertindak sebagai pengamat seluruh alam semesta ini. Sehingga bagi manusia yang tidak ber tasbih maka manusia itu tidak memberikan konstribusi apapun terhadap WAKTU.
"(Artinya) Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu." [QS. Ar-Ra'du: 2]
Semua diatur dalam suatu rangkaian pengaturan yang maha sempurna, setiap benda saling relative menciptakan waktu antara satu sama lainnya. Kemudian seluruh alam semesta bergetar, bertasbih relative terhadap Arsy. Dan kemudian kesemuanya itu, bergetar bertasbih  terhadap Allah. Maka menjadi jelaslah bahwa kemudian bila Allah menyatakan diri-NYA sendiri sebagai "AKU-lah Waktu, Di tangan-KU kugenggam sesuatu. Aku membuat perubahan malam dan siang" (HR. Bukhari . no.. 4826)
Menuju Sang Waktu
Kita akhirnya mengenal apakah waktu itu, Allah adalah sang Waktu. Maka ketika orang yang mendapat ilmu dari Al-Kitab, mendapatkan pemahaman tentang hal itu, dan kemudian dia mampu mendekat kepada Allah pemilik Waktu, maka sang waktu atas ijin-NYA menjadi NOL relative terhadap diri orang dalam kisah tersebut. Maka  dengan mudah saja singgsana itu pindah dalam sepersekian detik. Bagaimana bisa begitu..?. Baiklah mari sedikit kita amati ketubuhan dalam diri kita. Siapakah hakekatnya AKU dalam diri kita dan mengapa mampu memindah singgsana tersebut.
Seperti kita sudah bahas di tulisan terdahulu hakektanya kita terdiri dari atom-atom yang berangkai. Atom-atom harus bergetar relative terhadap sesuatu untuk menciptakan lintasan waktunya. Atom-atom tersebut memiliki lintasan yang sudah tertentu sesuai dengan umur manusia. Umur manusia adalah lintasan itu sendiri. Maka atom harus bergetar agar tetap menciptakan waktu (umur), relativer terhadap AKU sang pengamat dalam diri manusia maka AKU adalah DIAM diatas gerakan sang ATOM yang senantiasa berkreasi merangkai tubuh. Dibiarkannya sang RAGA itu berkreasi, karena hakekatnya RAGA adalah kreasi sang atom, kreasi TUHAN. Maka tidak ada realitas lagi yang ada adalah kehendak ALLAH. Nampak dalam pandangannya, hanya ALLAH yang nyata. Allah yang berkreasi atas atom-atom yang menyusun RAGA. Menciptakan WAKTU.  Kesadaran kita, menembus alam malakut, menembus tirai realitas, yang menghijab akal manusia, yang menghijab atas materi dan  penyusun dirinya.
Raga hanyalah tempat. Dimana sang AKU diberikan kesempatan..menyaksikan kreasi sang atom-atom dalam tubuh kita..sintesa..biosintesa..dan apalah lagi nama lainnya. Bisa apa saja...semua..maka apakah tidak berbeda antara orang yang tahu dan orang yang tidak tahu..?. Sebuah lintasan sang waktu harus kita lewati, kita harus membentuk suatu fungsi perilaku agar menghasilkan akhlak yang BERTAKWA. Kemudian setelahnya kita harus kembali. Ke alam dimana semua itu tidak ada.  Namun selama kita di dunia, selama itu kita tetap dalam jebakan RAGA. Dalam jebakan materi dan sifatnya. Sungguh sulit manusia mampu lepas dari ini. Dualitas alam materi dan anti materi. Dualitas ada dan tiada. Dualitas sedih dan gembira. Dualitas siang dan malam. Dualitas yang senantiasa berpasangan. Kenapa kita tidak BERSERAH saja. Melepaskan semua ego kita.. Terus..perlahan..ikhlas dan pasrah. Pasrah dan ikhlas. Memahami kehendak-NYA, kehendak yang berada dalam atom-atom di dalam tubuh kita. Menyadari semua atom membentuk lintasan waktu. Takdir hidup mati kita. Dekatilah waktu dengan menciptakan tasbih. AKU yang bertasbih. Getarkanlah alam semesta dengan tasbih sang AKU. Jadikanlah AKU turut serta memberikan kontribusi kepada waktu alam semesta. Dengan tasbih..tasbihlah..karena dengan tasbih kita telah mencipatkan waktu..
Kita hadapkan terus..
Kita dekatkan..
Hingga tidak ada jarak lagi antara AKU dan sang Waktu..
Kembalikan Aku kepada pemilik Waktu..
Maka Aku  tidak terbatas ruang dan waktu lagi..
Maka bila waktu menjadi NOL kita mampu melangkah kemanapun yang kita sukai, dengan sekedipan mata, dengan ijin pemilik waktu 'ALLAH'.

Wallohualam..


Best regards,

Beberapa cara untuk mempercepat browser firefox


  • About:config
  1. Pada address bar ketik about:config
  2. Pada kolom filter tuliskan network.http
  3. Untuk merubah beberapa setingan, klik ganda.
  4. Ubah network.http.pipelining menjadi true
  5. Ubah network.http.proxy.pipelining menjadi true
  6. Beri nilai network.http.pipelining.maxrequests misal 30. (Browser merequest 30 permintaan pada saat bersamaan).
  7. Klik kanan pada sembarang tempat, pilih New, Integer. Beri nama nglayout.initialpaint.delay dan isi nilainya 0.
Restart Firefox anda
Merupakan software untuk mempercepat firefox dengan penyetingan mudah
Merupakan softwarte untuk memperkecil pemakaian memory ( mem usage )
Merupakan softwarte untuk memperkecil pemakaian memory ( mem usage )
Silahkan dicoba …..


Best regards,

Candiru ikan yg lebih bahaya dari piranha

Piranha emang ikan yang berbahaya Dan ganas, tapi agan sekalian musti liat yang ini, ikan ini lebih serem daripada piranha biarpun bentuknya biasa ajaCandirú atau canero (Vandellia cirrhosa) adalah sejenis ikan air tawar yang sekelompok dengan ikan lele.








Ukurannya memang kecil, tapi disitulah letak bahayanya. Jenis ini ditemukan di Sungai Amazon Dan memiliki reputasi di antara penduduk lokal sebagai ikan paling ditakuti, bahkan lebih dari piranha. Spesies ini berukuran hanya sekitar satu inci panjangnya, berbentuk seperti belut Dan tembus pandang sehingga sulit dilihat di air. Candiru adalah sejenis parasit. Ia masuk ke celah-celah insang ikan lain, mengeluarkan tulang belakangnya agar dapat berpegang di tempat, Dan meminum darah di insang, sehingga dijuluki "ikan vampir dari Brazil ".
 
Ikan ini ditakuti karena IA tertarik pada air seni atau darah, Dan bila seseorang berenang telanjang atau kencing pada saat itu IA akan masuk ke celah anus atau vagina, atau bahkan bila ikannya kecil ke lubang penis – Dan mungkin ke dalam urethra). Bila ini terjadi ikan candirú sangat sulit diambil kembali kecuali lewat operasi. Karena ikan ini menemukan mangsanya dengan mengikuti aliran air dari insang ke sumbernya, kencing sambil berenang meningkatkan kemungkinan candirú masuk ke urethra manusia.
Pengobatan tradisional adalah dengan dua tanaman, Xagua (Genipa Americana ) Dan apel Buitach yang dimasukkan ke daerah yang terkena. Kedua tanaman ini akan membunuh Dan melarutkan ikan tersebut. Lebih sering, infeksi menyebabkan shock Dan kematian korban sebelum candirú dapat diambil.



Biar kecil tapi maut yang menyakitkan kalo nemu "lubang" ….


Best regards,
yudistiraby
tel.:
fax:
your@email.com
http://www.yoursite.com